Mochammad
Syamsul Huda, siswa SMK Farmasi yang juga vokalis tim jingle SES 2014 sedang
take vokal rekaman lagu jingle lingkungan yang meraih juara kedua pada Surabaya
Eco School 2014 di Studio Nada Musika
Rasa
canggungpun sudah tidak nampak dari wajah mereka saat memasuki ruang rekaman di
Nada Musika Studio. Pasalnya, dua diantara tiga orang tim jingle lingkungan
sudah pernah merasakan atmosfer rekaman tahun lalu. Mochamad Syamsul Huda, salah
seorang siswa kelas 11, menyebutkan senang sekali bisa kembali merasakan
rekaman lagu yang diciptakannya. “Kalau dulu saya masih grogi karena baru kali
pertama rekaman. Tetapi, sekarang sudah beda rasanya saya mulai menikmati
atmosfernya,” terang Huda yang merupakan gitaris tim jingle.
Lain
halnya dengan Mochamad Levin Lenanda, salah seorang siswa kelas 11 lainnya
untuk kali pertama merasakan rekaman di studio. “Ini adalah pengalaman kali
pertama saya merasakan bisa rekaman lagu sendiri. Awalnya, saya grogi karena
belum terbiasa dengan suara metronom kak,” ujar Levin Lenanda, siswa kelas 11.
Dirinya tidak sabar untuk segera mendengarkan hasil jadi lagu jingle lingkungan
yang bercerita tentang penghematan air.
Proses
rekaman lagu jingle lingkungan Surabaya Eco School 2014 yang dibawakan oleh SMK
Farmasi sebagai juara II dalam program yang diselenggarakan bersama Pemerintah
Kota Surabaya dan PT Pembangkitan Jawa-Bali serta didukung oleh PT Perusahaan
Gas Negara di Studio Nada Musika
Herlina
Ekawati, salah seorang guru tim jingle lingkungan menceritakan arti dari lagu
ciptaan muridnya ini. Menurutnya, lagu “Pasti Bisa” ini bercerita tentang
ajakan untuk menghemat air baik di sekolah, di rumah dan dimanapun. “Karena
tema Surabaya Eco School 2014 adalah konservasi air di Surabaya, makanya kami
ingin mengajak warga Surabaya lebih bijak dan bisa menghemat air. Karena
kondisi ketersediaan air bersih yang semakin menipis,” terang Herlina.
Sementara
itu, Roja’iyah, guru pembina lingkungan, berharap setelah lagu jingle
lingkungan jadi, dirinya bersama tim jingle akan mempromosikan lagu tersebut
melalui radio sekolah setiap harinya. “Kami akan menjadikan lagu lingkungan ini
sebagai alat untuk mengajak warga sekolah peduli lingkungan. Karena musik
merupakan bahasa universal yang mudah dipahami oleh semua orang,” imbuh
Roja’iyah kepada Tunas Hijau. (ryn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar